
KAIMANANEWS.COM – Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), jumlah bahasa daerah di Indonesia berkisar 718 bahasa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 428 diantaranya ada di Tanah Papua.
Hal ini diungkap Antonius Maturbongs, M.Pd, Ketua Tim Pemoderan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Papua pada pembukaan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Utama Revitalisasi Bahasa Mairasi di Kabupaten Kaimana yang digelar Grand Papua Hotel Kaimana, Rabu (18/6/2025).
Dikatakan, wilayah Papua memiliki bahasa, sastra, dan suku bangsa yang terbanyak jumlahnya di negara kita. Suku bangsa Papua berjumlah 248 suku dengan tujuh wilayah adat yakni Mamta, Saireri, Domberai, Bomberai, Ha-Anim, La-Pago, dan Mi-Pago.
Tiap-tiap suku dan kelompok etnik itu lanjutnya, mempunyai kebudayaan sendiri, termasuk bahasa dan sastranya. Selain itu, Undang-Undang Otonomi Khusus Papua hadir sebagai jaminan atas kekhawatiran akan punahnya bahasa daerah yang semakin menguat.
Bahasa daerah dan sastra kini telah menjadi bagian penting dalam era Otonomi Khusus Papua. Hal ini sebagai konsekuensi logis atas pengakuan hak-hak daerah termasuk pengakuan dan penghormatan terhadap bahasa daerah dan sastra.
“Menurut data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, jumlah bahasa daerah di Indonesia sekitar 718 bahasa, sebanyak 428 ada di Tanah Papua,” sebutnya seraya mengatakan, Pemerintah Daerah akan membina dan mengembangkan serta melestarikan keragaman bahasa dan sastra daerah guna mempertahankan dan memantapkan jati diri orang Papua.
Lanjut Dosen Bahasa dan Sastra pada FKIP Uncen ini, dari berbagai upaya pelindungan bahasa daerah, program revitalisasi bahasa daerah merupakan tahapan strategis. Revitalisasi bahasa daerah yang dimotori Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan salah satu dari program pelindungan bahasa daerah yang bertujuan untuk menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam berbagai ranah kehidupan sehari-hari dan meningkatkan jumlah penutur muda bahasa daerah.
Oleh karenanya, ia secara khusus berharap, bimbingan teknis guru utama revitalisasi bahasa Mairasi Kabupaten Kaimana, menjadi sarana dan elemen penting untuk menggerakkan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan dan menjadi bagian dari strategi kebudayaan untuk memajukan bangsa serta menjadi kebanggaan kita bersama sejak masa lampau, masa kini, dan masa mendatang melalui Revitalisasi Bahasa Mairasi.
“Semoga revitalisasi Bahasa Mairasi Kabupaten Kaimana ini akan menampakkan kembali wajah keindonesiaan kita melalui bahasa dan sastra, tidak hanya di Kabupaten Kaimana, tetapi juga di seluruh pelosok negeri,” pungkasnya. |isw|
KAIMANA NEWS Media Informasi Publik