KAIMANANEWS.COM- Setelah sempat pupus harapan, masyarakat Kampung Murano, Distrik Kaimana, yang tergabung dalam kelompok tani Murano Bay, akhirnya kembali menikmati hasil rumput laut yang dikembangkannya sendiri dalam skala besar. Panen raya komoditas ini berlangsung Sabtu (23/9/2017), dengan hasil 15 ton basah di atas lahan seluas 1,5 hektar.
Pengembangan rumput laut di wilayah ini tidak terlepas dari pendampingan yang dilakukan tim kerja dari Dinas Perikanan Kabupaten Kaimana. Selain Murano dan Foroma Jaya, komoditas ini juga dikembangkan di wilayah Marsi dan Bicara, serta Maimai dan Namatota sebagai pilot project.
Ketua Kelompok Pembudidaya, Barnabas Nasua saat ditemui Kaimana News usai melakukan panen raya rumput laut, mengaku puas dengan hasil yang dicapainya saat ini. Menurutnya, pendampingan yang dilakukan tim dari Dinas Perikanan Kaimana selama ini, cukup memotivasinya untuk kembali bangkit mengembangkan komoditas ini.
Barnabas mengaku selama pengembangan rumput laut ini, sempat mengalami kendala akibat keterbatasan sarana pendukung, namun kendala itu dapat teratasi dengan dukungan Dinas Perikanan. Kedepan, ia berharap, Pemerintah Daerah dapat membantu mencari peluang pasar agar masyarakat termotivasi untuk memaksimalkan budidaya.
“Saya sudah merasakan susahnya mengembangkan tanaman yang satu ini. Dulu saya pernah coba, tapi karena harganya kurang bagus, kita petani putus harapan. Hari ini setelah melihat hasil panen, saya tidak akan mundur lagi dan kami berharap pemerintah bisa bantu dalam hal pemasaran,” pinta Nabas.

Terkait program budidaya rumput laut, Kepala Dinas Perikanan, Gustaf Werfete, S.Sos menjelaskan, budidaya rumput laut di wilayah Mairasi ini dilaksanakan pada 3 titik sebagai pilot project yakni; Murano dan Foroma Jaya, Marsi dan Bicara, serta Maimai dan Namatota. Mendukung pengembangannya, disetiap sentra, dinas menempatkan tim pendamping, yang masing-masing dikoordinir oleh Sekretaris Dinas, Elly Auwe, A.Pi, Kabid Pengawasan, Audy Wakum, S.Pi dan Kabid Produksi, Ika Damayanti.
“Untuk sentra Murano, budidaya dilakukan 3 kelompok yakni Murano Bay seluas 3 hektar, Sambora 1 Hektar, dan Amoria 1,5 Hektar. Murano Bay merupakan kelompok pertama yang melakukan panen dengan beras 15 ton dari jenis Euceuma Cottoni,” jelas Gustaf.
Ditambahkan, bibit rumput laut yang dikembangkan, didatangkan dari Letvuam, Tual-Maluku seberat 1,5 ton. “Di Murano itu bibitnya 500 kg, hasilnya 15 ton basah dan keringnya diperkirakan 9 ton. Sejauh ini kendalanya hanya pada peluang pasar. Harga lokal untuk yang kering hanya berkisar Rp.5000-6000 per kilo. Kedepan kami akan berupaya lebih maksimal lagi, tidak hanya melakukan pendampingan tetapi turun menjemput sendiri hasil panen dan membantu memasarkannya,” pungkas Gustaf. (bel)
KAIMANA NEWS Media Informasi Publik
