KONDISI laut yang kurang bersahabat belakangan ini, membuat para nelayan enggan mencari ikan di laut. Hal ini mengakibatkan pasokan ikan di pasar menurun, yang berpengaruh pula terhadap tingginya harga jual. Untuk menutupi kebutuhan akan lauk, konsumen memilih tempe dan tahu.
Budi (29), salah satu penjual ikan di pasar baru saat dikonfirmasi Jumat (5/7/2019) mengatakan, pasokan ikan yang saat ini dijual, merupakan ikan hasil pancing dari orang-orang kampung. “Ikan ini saya dapat dari orang-orang kampung. Mereka dapat ikan dengan cara pancing,” ungkap Budi.
Dikatakan, karena kondisi laut yang kurang bersahabat ahir-akhir ini, banyak nelayan tidak melaut. Apabila melaut sekalipun, hanya ikan jenis cakalang yang bisa didapat karena sedang musim. “Itu pun mereka melaut dengan menggunakan kapal besar. Hasilnya hanya ikan cakalang karena lagi musim,” terang Budi.
Ditanya apakah dengan minimnya pasokan ikan berpengaruh terhadap penghasilan, Budi akui, untuk saat ini hasil penjualan hanya untuk mengembalikan modal. Tidak seperti ketika musim teduh, dimana penghasilan yang didapat selain bisa mengembalikan modal juga ada keuntungan yang diperoleh. “Untuk saat ini tidak untung, tidak juga rugi. Hanya kembali modal saja karena kondisinya memang seperti ini,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Ibu Dewi (32) warga RT Mambruk saat dikonfirmasi mengakui, kedatangan ke pasar hanya fokus untuk membeli sayur. Sedangkan untuk kebutuhan lauk seperti ikan, untuk sementara dia gantikan dengan tahu atau tempe. Ikan yang saat ini dijual di pasar lanjutnya, kebanyakan merupaka ikan es, sehingga ia memilih untuk membeli tahu atau tempe.
“Selama ini kan ada ikan segar, tapi kalau musim angin seperti ini kebanyakan ikan es. Kalau sudah kena es biasanya kurang enak. Jadi untuk sementara kebutuhan ikan kita gantikan dengan tahu atau tempe,” ungkapnya sembari mengakui, harga ikan di musim angin saat ini cukup mahal sehingga tempe, tahu atau telur lah yang menjadi pilihan konsumen kini. |EFF|AWI|