Home / Berita Utama / Ironis, Kapal Mewah Berkapasitas 72 Penumpang Bantuan Pemprov PB Mubazir di Coa    

Ironis, Kapal Mewah Berkapasitas 72 Penumpang Bantuan Pemprov PB Mubazir di Coa    

Bagikan Artikel ini:

KAIMANANEWS.COM– Mubazir, kata ini tepat untuk menggambarkan kondisi satu unit kapal penumpang berkapasitas 72 penumpang bantuan Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk Kabupaten Kaimana yang kini rusak tanpa pernah difungsikan.

Kapal bernama PB Manarmaker berbobot 46 GT dengan kapasitas tangki BBM sebanyak 5 ton ini, diserah terimakan pada lima tahun lalu, tepatnya 16 Januari 2019.

Bantuan ini boleh dibilang seperti sesuatu yang tak pernah diharapkan oleh Pemkab Kaimana saat itu, karena  pertimbangan biaya operasional yang terlampau tinggi, sementara APBD Kaimana terbatas.

Pada awal kedatangan kapal, Kepala Dinas Perhubungan Kaimana, Daniel Batto bahkan mengakui, pihaknya keberatan mengoperasikan kapal tersebut akibat biaya operasional sekali berlayar yang sangat tinggi, terutama untuk kebutuhan bahan bakar minyak.

Hal lain yang juga menjadi pertimbangan adalah fisik kapal yang cukup beresiko menghadapi gelombang laut Kaimana, apalagi untuk kegiatan mengangkut orang dan barang.

Lima tahun berlalu, Jumat (19/7/2024), Kaimana News mencoba melakukan penelusuran terkait keberadaan kapal yang selama ini hilang dari peredaran. Dari hasil penelusuran, ternyata kapal berbahan fiber glass tersebut terkapar diatas batu karang ujung Kampung Coa, Distrik Kaimana.

Diduga kapal miliaran rupiah tersebut, terseret gelombang dan terperosok hingga ke semak-semak tepi pantai akibat dibiarkan berlabuh tanpa jangkar.

Baca Juga:  Tim Visitasi Politeknik Lengguru Tiba, Furima: Tahun Depan Diharapkan Beroperasi

Dan yang lebih ironisnya lagi, kondisi kapal mewah ini, terutama di bagian dalam, sangat memprihatinkan hingga menimbulkan kesan angker ketika menjajaki ruang demi ruang.

Kesan angker ini timbul akibat seluruh perangkat pendukung, seperti kursi kemudi, kursi penumpang, peralatan keselamatan life raft, life jacket, termasuk kabel dan lainnya tampak hancur berantakan.

Tak hanya hancur berantakan, sejumlah perangkat seperti tombol sistim di bagian kemudi tampak bolong, entah gugur akibat lapuk termakan waktu atau sengaja dicopot.

Sejumlah kaca jendela juga pecah, demikian pula kondisi toilet dan lainnya juga tampak porak poranda. Jika memang akan diperbaiki, maka biaya perbaikannya pun bakal mencapai lebih dari setengah harga kapal.

Untuk diketahui, kapal bernama PB Manarmaker ini merupakan bantuan Pemprov Papua Barat yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kaimana pada 16 Januari 2019, untuk kebutuhan transportasi masyarakat.

Kapal diserahkan secara simbolis oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat saat itu, Agustinus Kadakolo dan diterima oleh Wakil Bupati Kaimana saat itu, Ismail Sirfefa bersama Kepala Dinas Perhubungan Daniel Irto Batto.

Pemda Kaimana menyambutnya gembira, namun karena spesifikasi kapal yang ternyata boros bahan bakar minyak dengan biaya operasional sekali berlayar yang cukup tinggi, kapal pun hanya sekali dilakukan uji coba berlayar sejauh 200 meter di perairan pelabuhan Kaimana, selanjutnya hanya berlabuh hingga berpindah-pindah tempat tanpa pernah difungsikan.

Baca Juga:  Guru Diingatkan Tidak Manipulasi Daftar Hadir

Berdasarkan penjelasan Dinas Perhubungan Papua Barat saat itu, kapal PB Manamaker ini dibuat tahun 2017, tempat pendaftaran KSOP Muara Angke Indonesia dengan status sebagai kapal penumpang berkapasitas penumpang 72 orang.

Sementara spesifikasi kapal sendiri terdiri dari; berbahan material fiber glass dengan panjang 17,60 meter, lebar 5 meter, tinggi 2,60 meter, jumlah geladak 1. Kapal memiliki 5 unit mesin luar Suzuki 300 HP dan 1 unit mesin listrik generator cummins onan ship.

Selain itu, kapal ini berkecepatan maksimal 26 knot, menggunakan bahan bakar minyak pertalite dengan kapasitas tangki 5 ton, serta kapasitas tangki air bersih 800 liter.

Pada saat serah terima, kapal dilengkapi peralatan keselamatan berupa life raft, life jacket, life bouy, apar, serta peralatan komunikasi dan navigasi berupa; radio VHF dan SSB, GPS, kompas kemudi, suling kapal, lampu sorot, lampu navigasi serta speedo meter. |isw|


Bagikan Artikel ini:

Check Also

Kepala Bappeda: Usulan Masyarakat Kampung Melalui Musrenbang Perlu Mendapat Perhatian  

Bagikan Artikel ini: KAIMANANEWS.COM – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *